(0274) 4415024 smamuhpleret@yahoo.com

Siapa yang tak mengenal Pak AR. Fachruddin? Sosok yang satu ini selain terkenal di kalangan Muhammadiyah namanya juga begitu harum di mata bangsa dan negara. Bahkan namanya tidak hanya dikenal oleh kaum muslim, non-muslim pun banyak yang mengenalnya karena kiprah yang telah beliau torehkan begitu membekas di hati masyarakat.

Muhammadiyah sendiri melalui bidang LSBO PP Muhammadiyah mengapresiasi perjuangan beliau dengan membuatkan film dengan judul “Meniti 20 Hari”. Sebuah film biografi yang disutradarai oleh Arimus Bariyanto tersebut mengangkat latar ketika Pak AR muda masih berada di kepanduan Hisbul Wathan (HW).

Walaupun dalam film tersebut mengangkat kisah jiwa pejuang beliau sejak muda, namun ketika beliau dewasa dan beranjak tua hal yang paling nampak dari beliau adalah kesederhanaan. Kesederhanaan beliau begitu luar biasa dan patut untuk dijadikan contoh.

Muhammadiyah mengapresiasi Pak AR dalam sebuah film, sumber : gema.uhamka.ac.id

Kesederhanaan yang paling menonjol dan masyhur dari beliau adalah ketika melakukan ceramah ke berbagai daerah beliau terbiasa menggunakan sepeda atau sepeda motor yamaha butut. Bahkan karena sikap tawadhu beliau yang begitu mendalam, terkadang oli dari motor butut tersebut sampai tercecer.

Bukan karena tidak ada kesempatan untuk memiliki kendaraan yang lebih bagus. Bahkan beliau beberapa kali ditawari untuk diberikan mobil secara cuma-cuma sebagai sarana dakwahnya. Namun karena jiwa sederhana dan ikhlas, beliau selalu menolak setiap pemberian yang datang.

Ditambah lagi dengan tempat tinggal yang beliau miliki. Jangankan memiliki rumah yang layak sebagaimana rumah saat ini yang memiliki interior ruang keluarga yang besar dan nyaman, beliau hampir tidak memiliki rumah pribadi yang permanen. Bahkan beliau lama tinggal di rumah pinjaman dari Muhammadiyah.

Silsilah Dan Latar Belakang

Bapak Abdul Razak Fachruddin yang lebih dikenal dibanyak kalangan dengan sebutan Pak AR adalah putra dari pasangan KH Fachruddin dan Maimunnah binti KH Idris. Beliau lahir pada tanggal 14 Februari 1916 M di Pakualaman Yogyakarta.

Ayahnya adalah seorang lurah naib atau penghulu di Puro Pakualaman serta memiliki bisnis batik. Sebenarnya kedua pekerjaan tersebut mampu membuat kehidupan keluarga beliau sejahtera. Namun ternyata hal yang tak terduga terjadi, usaha batik ayahnya tak mampu bertahan dan masa bakti sebagai penghulu selesai maka kehidupan keluarganya berubah sederhana.

Pernah menikmati hidup di kalangan keraton dan kuturunan dari seorang kiyai membuat beliau memiliki pribadi yang tangguh. Selain memiliki jika kepemimpinan, tentunya beliau juga telah terbiasa hidup disiplin atas dasar lingkungan dan didikan dari orang tua.

Untuk pendidikan Pak AR Fachruddin banyak belajar di sekolah-sekolah milik Muhammadiyah. Pada tahun 1923 beliau sekolah di Standart School Muhammadiyah Bausasran. Kemudian pada tahun 1925 beliau pindah ke Sekolah Dasar Muhammadiyah Kotagede.

Pak AR pernah belajar di Madrasah ini, sumber : gudeg.net

Beliau lulus dari sekolah dasar pada tahun 1928 kemudian melanjutkan bersekolah ke Madrasah Mu’alimin Muhammadiyah Yogyakarta. Madrasah yang memiliki pembelajaran agama dengan intensitas tinggi membuat beliau memiliki pemahaman yang mantap berkaitan agama Islam.

Setelah lulus dari madrasah tersebut kemudian beliau pulang kembali dan kemudia melanjutkan mendalami agama kepada orangtuanya yaitu KH Fachruddin. Kapasitas ayahnya yang seorang kiyai dan pernah menjadi penghulu membuat beliau semakin matang dalam memahami agama. Sehingga kedalaman pemahaman tersebut akan berguna dikemudian hari.

Rekam Jejak Di Muhammadiyah

Perjuangan bersama Muhammadiyah beliau mulai ketika mendapatkan tugas misi dakwah dengan mengajar di sepuluh sekolah milik persyarikatan di daerah Talangbalai. Selain mendapatkan tugas tersebut beliau juga merangkap melakukan tugas tablig, menyampaikan agama islam kepada manusia.

Namun di tempat tersebut tidaklah selamanya. Ketika penjajah Jepang datang beliau dipindahkan ke daerah Palembang. Dan ditempat ini selain mengajar beliau menjadi pemimpin HW. Perjuangan di tempat inilah yang diangkat oleh LSBO PP Muhammadiyah ke dalam sebuah film.

Secara garis besar perjuangan beliau menjadi pemimpin di ortom Muhammadiyah dimulai dari ketua Pemuda Muhammadiyah tahun 1938-1941. Beliau pernah memimpin dari tingkat ranting sampai tingkat pusat. Sedangkan beliau menjabat menjadi ketua PP Muhammadiyah pada tahun 1968-1990 M. Pimpinan terlama yang pernah dimiliki oleh Muhammadiyah.

Baca Juga : Mengenal IPM Dan Kegiatannya

Pekerjaan Dan Hubungan Dengan Pemerintahan

Selain menjadi guru di sekolah-sekolah Muhammadiyah beliau juga pernah menjadi kepala Kantor Urusan Agama Wates pada tahun 1947 M. Bahkan beliau juga menjadi dosen di beberapa universitas terkenal seperti Unissula, FKIP Undip, dan Sekolah Tinggi Olahraga.

Beliau meiliki wawasan yang luas serta pengalaman yang banyak. Dengan semua itu sangat memungkinkan bagi beliau untuk menjadi seorang dosen. Selain itu beliau juga memiliki gaya mengajar yang khas dan membuat para mahasiswa ataupun pelajarnya antusias mengikuti pembelajarannya.

Sedangkan untuk hubungan dengan pemerintahan beliau memulai dengan bergabung bersama pasukan gerilya di dalam menghalau penjajah Belanda sekitar tahun 1949 M. Dengan ini lengkap sudah, beliau adalah pahlawan pendidikan dan pahlawan perjuangan.

Dengan demikian tidak heran jika beliau memiliki kedekatan dengan Presiden soeharto pada masa itu. Sebuah hubungan yang terjalin dengan baik. Dan atas surat yang diberikan beliau kepada presiden jugalah maka Muhammadiyah memiliki universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Pak AR Fachruddin berjasa bagi Muhammadiyah dan Bangsa, sumber : suaramuhammadiyah.id

Sebuah bangunan penunjuang pendidikan yang dibangun oleh pemerintah namun dalam dekapan nama Muhammadiyah. Walaupun dalam surat tersebut bukan berisi permintaan seperti proposal kebanyakan, namun tetap pembangunan bisa terealisasikan.

Akhir Hayat

Sebagai seorang ulama yang memiliki relasi begitu luas baik dari kalangan kecil hingga orang-orang besar beliau memiliki segudang cerita yang tak habis dikisahkan. Namun kisah yang selalu muncul adalah kisah hidup sahaja dan sederhana yang melekat pada beliau. Bahkan saking sederhananya beliau pernah menjual bensin eceran untuk menambah biaya kuliah anaknya, padalah saat itu beliau adalah ketua PP Muhammadiyah.

Beliau meninggal dunia pada tahun 17 maret 1955 m dengan umur 80 tahun. Beliau meninggal dunia karena mengidap beberapa penyakit sekaligus seperti vertigo dan leukimia. Beliau meninggalkan 7 putra dan putri.

Meninggalnya beliau tentunya membuat banyak pihak terpukul. Bahkan presiden Soeharto secara khusus memesankan pesawat hercules untuk menerbangkan jenazah beliau kembali ke tanah kelahiran. Baik di masjid Istiqlal maupun di masjid Gede Kauman sangat banyak jamaah yang ingin menyolatkan jenazah beliau. Dan pada akhirnya beliau dimakamkan di pemakaman Karang Kajen bersama dengan pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan.