Masihkah anda merasa gagal? Jika demikian berarti anda termasuk dalam orang yang kurang bersyukur. Setiap orang pasti pernah merasakan keberhasilan dalam suatu hal. Misalkan anda yang pernah menempuh pendidikan sekolah, keadaan anda yang seperti saat ini adalah sebuah keberhasilan. Atau ketika anda berjualan, ketika ada yang membeli dagangan anda walau hanya satu buah itu termasuk keberhasilan.
Meski keberhasilan itu belum mencapai sebuah level yang kita pahami sebagai sebuah kesuksesan, namun tetap semua itu adalah keberhasilan. Yang terkadang keberhasilan itu membuat manusia lena, tenggelam dalam uforia kesenangannya. Hal tersebut tidaklah salah, namun jika kita muslim pernahkan terbersit dalam benak kita, bagaimana semestinya seorang muslim merayakan setiap keberhasilannya?
Cara merayakan keberhasilan bagi seorang muslim adalah apa tercantum didalam surat an-nashr. Cara merayakannya bukanlah dengan sorak sorai, berfoya-foya dan semacamnya. Meski boleh melakukan tasyakuran yang tak melanggar syariat namun akan lebih baik jika seorang muslim melakukan cara sebagaimana yg tertera dalam surat an-nashr berikut :
اِذَا جَآءَ نَصۡرُ اللّٰهِ وَالۡفَتۡحُۙ
وَرَاَيۡتَ النَّاسَ يَدۡخُلُوۡنَ فِىۡ دِيۡنِ اللّٰهِ اَفۡوَاجًا
فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَاسۡتَغۡفِرۡهُ ؔؕ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.”
Surat an-nashr merupakan surat ke 110 di dalam Al-Quran. Surat tersebut berkenaan dengan keberhasilan Rasulullah SAW dan para sahabat dalam fathu mekkah. Sehingga surat ini selain sebagai kabar gembira bagi kaum muslim, juga merupakan kabar sedih karena tidak lama dari turunnya surat ini Rasulullah SAW meninggal dunia.
Baca Juga : Langgar Kidoel Saksi Sejarah Berdirinya Muhammadiyah
Fathu mekkah adalah keberhasilan besar bagi kaum muslim, karena dengan demikian orang mekkah akan masuk islam secara berbondong-bondong. Dan sebagaimana yang kita tahu, Rasul diutus selain untuk rahmat bagi semesta alam juga untuk membawa manusia ke dalam agama islam. Dengan berbondongnya manusia yang masuk agama islam maka sudah berhasillah beliau SAW.
Namun yang harus kita perhatikan adalah ayat terakhiir dari surat ini. Disana Allah SWT yang langsung memberi petunjuk bagaimana sikap yang harus Rasul lakukan dalam merayakan kemenangannya. Allah menyatakan di ayat yang ketiga :
“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.”
Rasulullah SAW disuruh untuk bertasbih, tahmid dan istighfar untuk merayakan keberhasilan. Hal tersebut karena setiap keberhasilan pasti membutuhkan pengorbanan. Jika Rasul saja yang untuk mengganti itu semua disuruh istighfar lantas bagaimana dengan kita yang manusia biasa? Pasti pengorbanan kita di dalam mencapai keberhasilan ada kesalahan, pengecewaan dan lain sebagainya. Maka pantaskah semua itu diganti dengan foya-foya, atau kesenangan-kesenangan yang berlebihan? Wallahu a’lam.